Inilah Sosok Pahlawan Pendidikan di Indonesia – Pendidikan merupakan pondasi rajamahjong utama bagi kemajuan suatu bangsa. Di balik majunya prestasi pendidikan di Indonesia, terkandung sosok-sosok yang secara tanpa pamrih udah berjuang demi mewujudkan mimpi pendidikan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Mereka adalah pahlawan pendidikan, sosok yang dengan pengabdian dan ketulusan hati udah memberikan kontribusi luar biasa dalam dunia pendidikan Indonesia. Berikut beberapa sosok yang punyai jasa penting dalam pertumbuhan dunia pendidikan di Indonesia.
Inilah Sosok Pahlawan Pendidikan di Indonesia
1. Ki Hajar Dewantara
Tak lengkap membahas mengenai pahlawan pendidikan slot bet 200 di Indonesia tanpa menyatakan nama besar Ki Hajar Dewantara. Sosok palhawan pendidikan Nasional ini dikenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia yang udah membuat perubahan wajah pendidikan di negeri ini lewat konsep “Taman Siswa”. Konsep ini memperjuangkan hak pendidikan untuk semua golongan, tanpa menyaksikan standing sosial atau ekonomi. Kesederhanaan, keberagaman, dan keadilan menjadi prinsip utama dalam gagasannya.
Selain itu, sosok pahlawan pendidikan yang juga merupakan menteri pendidikan pertama di Indonesia ini juga terkenal dengan semboyannya, yaitu ‘Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani’ yang berarti ‘di depan memberikan teladan, di tengah-tengah membangun keinginan atau cita-cita, dan dari belakang memberikan stimulus moral atau semangat’
2. R.A. Kartini
Tak kalah pentingnya adalah sosok Raden Ajeng Kartini, pahlawan emansipasi pendidikan perempuan di Indonesia. Melalui korespondensi yang terkenal dengan sahabatnya, Kartini memperjuangkan hak-hak pendidikan bagi perempuan. Gagasan-gagasannya udah menginspirasi banyak orang, bahkan sehabis beliau tiada, untuk konsisten memperjuangkan kesetaraan gender di bidang pendidikan. Untuk konsisten mengingat jasa besar sosok pahlawan pendidikan Indonesia satu ini, setiap tanggal 21 April di peringati sebagai Hari Kartini.
3. Raden Dewi Sartika
Sosok pahlawan pendidikan di Indonesia selanjutnya ini juga benar-benar pikirkan akan kesetaraan pendidikan tanpa batasan gender. Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, para perempuan tidak punyai kesempatan yang serupa dalam dunia pendidikan sebab di akui cuma berperan sebagai seorang istri atau ibu. Semangat kesetaraan inilah yang membawanya membangun ‘Sekolah Istri’ pada 16 Januari 1904 untuk memberikan area pendidikan bagi para perempuan.
Baca Juga: Penjelasan Pendidikan Informal dan Contohnya
4. KH Ahmad Dahlan
‘Sosok pahlawan pendidikan selanjutnya adalah KH Ahmad Dahlan. Sosok yang bernama asli Muhammad Darwis ini punyai peran penting dalam dunia pendidikan, terlebih bagi umat muslim. Mulai membangun organisasi Muhammadiyah pada 1912, institusi pendidikan Muhammadiyah kini tetap berdiri bahkan berkembang dan konsisten berkontribusi dalam memajukan pendidikan di Indonesia.
5. KH Hasyim Asy’ari
Sosok ulama lainnya yang juga berperan dalam pertumbuhan dunia pendidikan terlebih pendidikan agama lainnya adalah KH Hasyim Asy’ari. Sosok pahlawan pendidikan di Indonesia yang lahir Demak pada 20 April 1875 ini dipercaya merupakan salah satu pelopor persatuan umat dan tokoh modernisasi pesantren. Pendirian organisasi Nahdlatul Ulama atau sering di singkat sebagai NU juga merupakan prakarsa dari sosok KH Hasyim Asy’ari.
6. Rohana Kudus
Rohana Kudus, seorang perempuan asal Sumatra Barat, di angkat sebagai pahlawan nasional oleh Presiden RI Joko Widodo sebab kepeduliannya terhadap pendidikan wanita. Salah satu bukti kepeduliannya adalah pendirian Sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Kota Gadang pada tahun 1911. Sekolah ini memberikan kesempatan bagi perempuan untuk belajar baca-tulis, manajemen keuangan, pendidikan agama, budi pekerti, dan bahasa Belanda.
7. Dokter Wahidin Sudirohusodo
Wahidin Sudirohusodo, yang di angkat sebagai pahlawan nasional berdasarkan SK Presiden RI No. 088/TK/Tahun 1973, lahir di Desa Mlati, Yogyakarta pada 7 Januari 1852. Setelah selesaikan Eropeesche Lagere School (SD Belanda), dia melanjutkan ke Sekola Dokter Jawa di Jakarta.
Wahidin punyai kemauan kuat untuk memajukan pendidikan di tanah airnya. Meskipun banyak anak Indonesia punya bakat terkendala oleh keterbatasan ekonomi, ia berkeliling ke beraneka pulau di Jawa untuk mencari dana beasiswa bagi mereka. Upayanya ini di sambut baik oleh mahasiswa STOVIA yang sesudah itu mendirikan organisasi bernama Budi Utomo, yang dipimpin oleh Soetomo pada 20 Mei 1908.
Organisasi ini menjadi pelopor Pergerakan Nasional di Indonesia dengan sistem yang modern. Wahidin punyai istri asli Betawi bernama Anna dan dua putra, Abdullah Subroto dan Basuki Abdullah. Wahidin meninggal dunia di Yogyakarta pada 26 Mei 1917.